Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Daerah

PJS Sulteng Desak Rektor Untad Perpanjang Waktu Pembayaran UKT Bagi Mahasiswa 

86
×

PJS Sulteng Desak Rektor Untad Perpanjang Waktu Pembayaran UKT Bagi Mahasiswa 

Share this article

Palu Three Fakta News-Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pro Jurnalis Media Siber (PJS) Sulawesi Tengah (Sulteng) Mohammad Sofyan, angkat suara terkait kebijakan Universitas Tadulako (Untad) yang menutup pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) tepat pada 15 Agustus 2025. 

Ia menilai sikap rektorat tersebut terlalu kaku dan tidak peka terhadap situasi ekonomi mahasiswa maupun orang tua di tengah kondisi bangsa yang sulit.

Example 300x600

“Kami mendapat laporan langsung dari salah seorang mahasiswa Fakultas Hukum Untad. Ia mencoba membayar UKT pada tanggal 15 malam, tapi sistem sudah menutup,” kata Sofyan (Jumat (29/8/2025).

Menurutnya beberapa kali Mahasiswa tersebut berupaya meminta kebijakan kepada birokrasi kampus, namun semuanya mental tanpa ada solusi.

Sofyan menyebut, kondisi itu menunjukkan adanya jurang komunikasi antara Mahasiswa dengan pihak kampus. DPD PJS Sulteng juga telah melayangkan surat resmi nomor : 012/DPD-PJS-Sulteng/VIII/2025 kepada birokrasi Untad untuk meminta data jumlah mahasiswa yang terlambat membayar UKT, namun, hingga hari ini, tidak ada jawaban dari pihak kampus.

“Ini yang membuat kami gelisah. Di tengah situasi ekonomi rakyat yang sedang terpuruk, rektor Untad seharusnya membuka ruang kebijakan, bukan malah menutup peluang mahasiswa untuk melanjutkan kuliah hanya karena telat beberapa jam membayar UKT,” tegasnya.

Kebijakan rektor Untad tersebut kata Sofian, berpotensi memperburuk keadaan. Alih-alih memberi solusi, kebijakan yang kaku justru bisa menambah angka putus sekolah.

“Ini aneh. Pemerintah pusat sedang gencar mengurangi angka putus sekolah, tapi kebijakan rektor Untad justru kontraproduktif,” ujarnya.

Apakah rektor tidak melihat realitas bahwa banyak mahasiswa berasal dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan?. Bagaimana nasib mereka bila pintu kuliah ditutup hanya karena telat sehari atau bahkan beberapa jam saja.

Sofyan mengakui, sebagai organisasi profesi jurnalis, PJS memang tidak memiliki otoritas untuk mencampuri urusan internal kampus. Namun, pihaknya memiliki tanggung jawab moral untuk bersuara karena ini menyangkut masa depan pendidikan generasi muda di Sulteng.

“Rektor Untad harus turun dari menara gadingnya. Kebijakan pendidikan tidak boleh hanya dilihat dari kaca mata administratif, tapi juga dari sisi sosial dan kemanusiaan. Jangan biarkan aturan kaku memutus masa depan anak bangsa,” tegas Sofyan.*/JF

Example 300250
Example 120x600