Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Daerah

TPID Gelar Rakor Perkuat Pengendalian Inflasi Kabupaten Banggai

15
×

TPID Gelar Rakor Perkuat Pengendalian Inflasi Kabupaten Banggai

Share this article
Oplus_16908288

Banggai Three Fakta News-Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) atau high level meeting, dalam rangka memperkuat sinergisitas dalam pengendalian inflasi Kabupaten Banggai, di ruang rapat umum Kantor Bupati Banggai, Rabu (9/7/2025

Perwakilan Kantor Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tengah (Sulteng) Benedictus S. ekonom mengatakan, BI mencatat, secara tahunan (year on year), inflasi di Kabupaten Banggai pada Juni 2025 sebesar 4 persen. Menurutnya angka tersebut tergolong tinggi karena pemerintah pusat menargetkan inflasi hanya berkisar di antara 1,5-3,5 persen year on year. Sementara secara bulanan inflasi pada Juni 2025 tercatat 0,02 persen month to month.

Example 300x600

“Secara bulanan inflasi di Banggai sudah berangsur turun tetapi masih tergolong tinggi. Nah, ini akan kita dorong lagi supaya turun lagi, dan akhirnya bisa kita capai sesuai target sasaran inflasi,” kata Benedictus.

Ia menuturkan, adapun komoditas penyumbang inflasi tertinggi yaitu angkutan udara, minyak goreng, dan beras. Berdasarakan hasil survey BI sampai dengan minggu pertama Juli 2025, komoditas yang perlu diantisipasi sebagai penyumbang inflasi tinggi saat ini yaitu ikan, tomat, dan beras.

“Saya menyarankan sebagai upaya pengendalian, TPID agar rutin melakukan pemantauan harga dan stok bahan pokok. Pemerintah juga perlu melakukan pencanangan gerakan tanam, pelaksanaan pasar murah, serta sidak pasar dan distributor,” terangnya.

Terkait persoalan beras lanjutnya, Kabupaten Banggai sebagai produsen beras di Sulteng, komoditas tersebut justru menjadi penyumbang inflasi tertinggi ketiga di Banggai.

Pada kesempatan itu, BI juga mendorong Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) untuk memperluas digitalisasi transaksi keuangan di masyarakat serta memodernisasi infrastruktur pendukungnya.

Sementara Bupati Banggai, H. Amirudin Tamoreka mengatakan, banyak pembeli dari luar Kabupaten Banggai membeli beras langsung ke penggilingan padi dengan harga yang lebih menguntungkan.

”Setelah kami selidiki, penyebab utamanya adalah sejumlah daerah seperti Gorontalo, Manado, Sulawesi Selatan, Palopo, Morowali, Banggai Kepulauan (Bangkep), Banggai Laut (Balut), mereka langsung membeli ke penggilingan padi tidak membeli di pasaran,” terang Bupati.

Olehnya kata Bupati, ia akan berdialog dengan para pemilik penggilingan dan mencari solusi agar harga beras bisa stabil di pasaran.

“Saya berharap mereka punya pengertian untuk menahan dulu, kalau beras sudah tidak jadi penyumbang inflasi yang tinggi, silakan jual ke mana saja. Saya juga berharap mereka mendapat untung lebih banyak,” ujarnya.

Berdasarkan hal tersebut, Bupati memerintahkan Dinas Perdagangan dan Perindustrian secara rutin melakukan sidak di pasar, untuk memantau stok dan harga bahan pokok terutama komoditas penyumbang inflasi tertinggi.

Kepala Bulog Cabang Luwuk Muhammad Sofiyan Sohilauw mengatakan, pada periode Januari-Mei 2025, pihaknya telah menyerap sebanyak 2.311 ton beras dari petani, hal tersebut sudah melampaui target 2.200 ton yang ditetapkan Bulog pusat.

“Olehnya saya menjamin stok beras hingga Desember 2025 sangat mencukupi. Stok beras di kami itu ada 6 ribu ton, lebih dari cukup sampai dengan Desember,” kata Sofiyan.

Untuk menekan inflasi dari komoditas beras pada bulan Juli 2025 lanjutnya, Bulog akan menyalurkan sebanyak 459 ton beras dari program bantuan pangan kepada masyarakat di Kabupaten Banggai. Selain itu akan disalurkan juga program beras Stabilisasi Pasokan Harga Pangan(SPHP).

“Mudah-mudahan dengan penyaluran beras yang langsung ke masyarakat penerima manfaat, harga beras ini bisa landai,” harap Sofian.*/PAR

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply